Rabu, 05 Februari 2014

Aku, Sesal dan Ego



sumber

Makassar, 3 February 2014
Senin, 00.03 WITA
Inilah aku yang hidup dan bersahabat dengan benteng berlapis-lapis, padang rumput yang tidak terlalu luas, rumah kecil dengan satu jendela kaca, dan selimut tebal nan rapuh.

Sesal ku kembali datang. Sesalu saja ia berkunjung, meski terkadang tidak ku inginkan. Kali ini ia datang karena sebuah panggilan. Tapi ku yakin bukan aku yang memanggilanya. Undangan itu datang dari seseorang yang mengacau di pintu kecil, disalah satu lapisan bentengku. Sebuah pintu dengan daunnya yang selalu ku jaga selama ini. Sesal ku meronta, karena kekacauan itu terlampau rumit dan merusak daun pintu ku. Si pengacau tidak datang sendiri dan bodohnya ia bertingkah lugu di depanku.

Tidakkah kau tau, aku juga hidup bersama ego. Ia akan keluar dari zona nyamannya, rumah kecilku, ketika salah satu temannya datang berkunjung, Sesal! Ego tahu seseorang telah berbuat kekacauan di salah satu lapisan bentengku. Dan bukan ego jika ia tidak memperbaiki pintu itu. Kali ini tanpa daun pintu. Tertutup Rapat! Tidak hanya sampai disitu, ego akan membantu ku membangun lapisan-lapisan benteng baru. Hingga sekarang lapisan benteng ku… ah sudahlah, aku terlalu malas untuk menghitungnya. Toh, hanya aku yang bisa melihatnya.

Jika ada yang berkata aku egois, akan ku benarkan saja. Itu adalah konsekuensi karena aku hidup dan bersahabat dengan ego. Walau terkadang, ia tidak dapat ku kendalikan, tapi setidaknya ia setia! ~,~
_DTA From Runningman

Tidak ada komentar: