sumber |
Makassar, 3 February 2014
Senin, 00.03 WITA
Inilah aku yang hidup dan bersahabat dengan benteng
berlapis-lapis, padang rumput yang tidak terlalu luas, rumah kecil dengan satu
jendela kaca, dan selimut tebal nan rapuh.
Sesal ku kembali datang. Sesalu saja ia berkunjung, meski
terkadang tidak ku inginkan. Kali ini ia datang karena sebuah panggilan. Tapi
ku yakin bukan aku yang memanggilanya. Undangan itu datang dari seseorang yang
mengacau di pintu kecil, disalah satu lapisan bentengku. Sebuah pintu dengan
daunnya yang selalu ku jaga selama ini. Sesal ku meronta, karena kekacauan itu
terlampau rumit dan merusak daun pintu ku. Si pengacau tidak datang sendiri dan
bodohnya ia bertingkah lugu di depanku.
Tidakkah kau tau, aku juga hidup bersama ego. Ia akan keluar
dari zona nyamannya, rumah kecilku, ketika salah satu temannya datang
berkunjung, Sesal! Ego tahu seseorang telah berbuat kekacauan di salah satu
lapisan bentengku. Dan bukan ego jika ia tidak memperbaiki pintu itu. Kali ini
tanpa daun pintu. Tertutup Rapat! Tidak hanya sampai disitu, ego akan membantu
ku membangun lapisan-lapisan benteng baru. Hingga sekarang lapisan benteng ku…
ah sudahlah, aku terlalu malas untuk menghitungnya. Toh, hanya aku yang bisa
melihatnya.
Jika ada yang berkata aku egois, akan ku benarkan saja. Itu
adalah konsekuensi karena aku hidup dan bersahabat dengan ego. Walau terkadang,
ia tidak dapat ku kendalikan, tapi setidaknya ia setia! ~,~
_DTA From Runningman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar