Makassar, 11 februari 2014
Selasa, 23:18 WITA
Nama.. Ainun Jariah Yusuf, bisa dipanggil Ainun.
Umur 19 tahun. Mahasiswi semester 4 Jurusan
Ilmu Komunikasi Unhas. Hobi.. *blablablablanla*…*de.el.el*…
Well, it’s me! :D
Tanpa terasa, perjalanan saya sudah cukup jauh. 1,5
tahun melepaskan diri dari status anak sekolahan. Dan sudah 1,5 tahun pula
menyandang gelar mahasiswa. Jika “maba” disebut sebagai masa transisi, kini
sudah bukan jamannya lagi. Ini waktunya saya mengukuhkan diri jadi mahasiswa
*bede*.
Berhubung 1,5 tahun itu bukan waktu yang cepat, Di kurun
waktu itu, saya sudah melewati berbagai macam dan bentuk proses. proses
berpikir, proses bersosialisasi, *bla..bla..bla*, bahkan proses pendewasaan. Nah,
bagaimana hasilnya? Adakah yang berubah dari saya?
Tidak perlu memberikan “tanda tanya besar” pada pertanyaan itu. Jawabannya dengan
cepat akan saya temukan di mesin pencari paling canggih yang diciptakan Tuhan
dengan cara introspeksi diri.
Sayangnya, ada beberapa hal yang belum dapat saya
rubah. Salah satunya, kebiasaan MENUNDA!
Terlepas dari streotip, bahwa orang bergolongan darah O suka menunda. -_-“
Hari ini, tanpa sengaja saya membaca riwayat salah
seorang khalifah (pemimpin) dari Bani Umayyah, beliau adalah Umar bin Abdul Azis.
Diriwayatkan
bahwa Umar bin Abdul Aziz setiap kali menyelesaikan satu pekerjaan, ia langsung mengerjakan
pekerjaan yang lain. jika pada siang hari
pekerjaannya itu belum selesai, ia menggunakan waktu malamnya untuk
menyelesaikannya. begitu seterusnya hingga pekerjaannya
selesai.
pada
suatu hari ada seorang kawan lama yang berkata kepadanya “luangkanlah waktu
untukku supaya kita bisa berbincang-bincang tentang masa muda kita dulu?”.
umar
menjawab, “setelah hari itu (hari pengangkatanku menjadi khalifah) tidak ada
waktu luang bagiku”. kisah ini diceritakan oleh Fatimah binti Abdul Malik.
Dalam riwayat yang lain..
Pada
suatu hari Umar dihadapkan pada pekerjaan yang menumpuk hinggaia letih dan
capai. Pada kondisi seperti itu ada seorang kawan yang berkata, “tunda saja
pekerjaan itu sampai esok”
Umar
menjawab ” pekerjaan satu hari saja sudah menyebabkanku letih, bagaimana jika
pekerjaan yang seharusnya dilakukan dalam dua hari digabung menjadi satu hari?
Dalam bacaan lain, seseorang berkata seperti ini; “Besok
dalah waktunya orang-orang yang lemah yang tidak mampu mengatur waktunya dengan
baik.”
Semoga riwayat itu, menjadi bahan pembelajaran tidak hanya untuk saya. Tapi juga untuk orang-orang
yang telah menyempatkan waktunya membaca tulisan ini. Saya bisa merubah
kebiasaan buruk itu, dan saya yakin bisa! :)