Minggu, 15 Desember 2013

AKU dan HUJAN

Makassar
18.56 WITA, 13 Desember 2013.

Ketika tetesan air itu perlahan turun, angin kalap menerpa wajahku, berpacu dalam kecepatan. Berdalih menghindari hujan.
Dalam diam.. kenapa harus menghindari hujan?? Bukankah hujan adalah anugerah tuhan?? Apa yang salah dengan tetes-tetes air itu??

Terlepas dari kenyataan bahwa aku harus mendekap kedua tangan ku rapat-rapat, kedinginan! Ternyata ada banyak makna di balik hujan. Hujan mengantarkan tetes kehidupan ke bumi. Tidak hanya itu!
Sepotong cerita mengantarkan ku pada kedalaman makna hujan itu..
“Pernah berpikir, kenapa awan hadir lebih dahulu setiap kali hujan akan turun?”
“Tidak,” jawabku
“Bukankah artinya sudah jelas, hujan akan turun setelah muncul awan mendung di langit?” lanjutku.
“Aku punya filosofi sendiri,”
“Apa itu?”
“Karena awan paling setia. Menemani hujan hadir untuk bumi, walau setelahnya hujan berlalu begitu saja, meninggalkan awan di atas sana.”

Tapi di perspektif lain, hujan berada di posisi yang berbeda.. Tuhan telah menitipkan pesan bisu nan dalam di bulir-bulir kehidupan itu. 

Hujan turun, menggenang, kemudian lenyap. Terkadang, kita melihat langit yang begitu cerah namun tiba-tiba hujan turun lalu reda begitu saja. Ya, karena hujan tidak perah tahu, kapan ia akan pergi dan kapan akan kembali lagi. Diposisi yang sama, hujan tak pernah memilih harus hadir dalam keadaan seperti apa. Dia bahkan tidak pernah tau akan jatuh di tempat yang seperti apa.
Yang hujan tau, ia telah menjalankan apa yang diamanahkan padanya. 

Ku temukan diriku terkadang mengabaikan hal-hal kecil, yang sebenarnya Tuhan ciptakan untuk alasan yang jauh lebih besar. Hal-hal yang patut ku syukuri keberadaannya. Hari ini lewat Hujan, Alam kembali menjadi guru. Menggurui ku untuk tidak lupa selalu bersyukur!

Tidak ada komentar: