siapa yang tak kenal kota makassar?
kota yang memiliki julukan kota anging mamiri. “MAKASSAR” berasal dari
kata mangkasarak yang terdiri dari 2 kata, yaitu “mang” dan “kasarak“.
Mang disini semacam sebuah kata tambahan yang memperjelas kata dasarnya, yaitu
“kasarak” dimana arti kasarak disini adalah terang, jelas, tegas atau nyata. Berbeda
jauh dengan persepsi orang-orang yang menganggap kasarak berarti kasar dalam
perspektif kurang baik. Sejarah pernah mencatat bahwa Kerajaan Makassar
merupakan salah satu kerajaan yang kuat di nusantara saat itu, terutama pada
masa pemerintahan Sultan Hasanuddin abad XVII Makassar adalah kota terbesar dan
pintu gerbang di Indonesia bagian timur.. Makassar adalah ibu kota
Provinsi dari Sulawesi selatan. Dimana Sulawesi selatan sebenarnya memiliki
beberapa suku, yaitu Makassar, Bugis, Luwu, dan Toraja, dan suku Makassarlah
yang terbesar di Sulawesi Selatan ini. Oleh karena itu Provinsi sulawesi
selatan lebih banyak dikenal dengan Bugis Makassar, karena kedua suku inilah
yang terbesar..
dibalik kebesaran namanya, Makassar
sebagai kota pesisir menyimpan sejumlah keindahan dan keunikan dipelosok
kotanya. Mulai dari tempat-tempat bersejarah, tempat-tempat pariwisata, dan
kuliner khas Makassar. mari kita menjelajahi kota makassar dimulai dari tempat-tempat bersejarahnya.
1. 1. Benteng
fort Rotterdam


Sejak zaman dulu, Pemerintah
Kolonial Belanda membangun benteng yang berada di garis pantai ini. Misalnya
benteng Rotterdam (terletak sekitar 400 meter dari pantai losari).
Benteng ini dulunya merupakan
salah satu benteng terkuat Belanda yang ada di Pulau Sulawesi. Di Benteng
inilah, pahlawan nasional, Pangeran di Ponegoro di tawan hingga meninggal di
kota Makasar.
Sampai saat ini, benteng ini
masih terawat baik, dan merupakan sebuah tempat wisata sejarahBenteng Rotterdam
ketika diperhatikan dari maket yang ada di dalam benteng memiliki bentuk
menyerupai penyu yang merayap ke laut. Terdapat empat bastion yang menjadi kaki
untuk bentuk kura-kura, sementara pintu utama di bagian kepala. Benteng yang
dibangun tahun 1545 ini menghadap ke laut yang kini hanya dipisahkan oleh jalan
di depan benteng. Di dalam benteng ini juga terdapat Museum La Galigo yang
menyimpan berbagai barang bersejarah peninggalan kerajaan Gowa dan Tallo. Terdapat
Naskah tua yang tersimpan di dalamnya. Kitab tersebut merupakan kumpulan karya
sastra dan catatan hasil kebudayaan yang ditulis secara turun temurun dalam
bahasa Lontarakan.
2. 2. Benteng
Somba Opu


Selain Benteng Fort Roterdam, ada
satu lagi benteng yang juga merupakan saksi sejarah kebesaran Kerajaan Gowa
Benteng Somba Opu didirikan pada pertengahan abad ke-16 dan merupakan benteng
utama kerajaan Gowa. Pemdangunan benteng ini terus berkemdang pesat sejalan
dengan berkembengnya. Pelabuhan Somba Opu yang merupakan lokasi yang strategis.
Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai
dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Sangat disayangkan, setelah
dikuasai oleh VOC benteng ini kemudian dihancurkan dan terendam oleh ombak
pasang.
Somba Opu memiliki keunikan,
yaitu didangun dengan mengunakan bata merah dan putih telur sebagai perekat
pengganti semen. Di dalam benteng, terdapat bangunan rumah adat Sulawesi
Selatan seperti rumah adat dari Suku Bugis, Makassar, Mandar dan Kajang.
Terdapat sebuah meriam yang disebut “Baluwarang Agung” dengan panjang 9 meter
dan berat 9.500 kg yang merupakan saksi sejarah bahwa bangunan ini adalah
benteng yang memiliki pertahanan yang sangat baik. Benteng ini juga dilengkapi
sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peningalan kesultanan Kerajaan
Gowa.
3. 2. Monument
mandala


monumen Pembebasan Irian Barat
atau lebih dikenal sebagai Monumen Mandala adalah pengingat atas keberhasilan
Indonesia merebut kembali (pembebasan) wilayah Irian Barat -sekarang Papua-
yang bergolak pada 1962 ke pangkuan Ibu Pertiwi. Ketika itu Indonesia masih dipimpin
presiden pertama RI, Soekarno. Meskipun Indonesia telah memproklamirkan
kemerdekaan hampir 20 tahun, namun Belanda masih menguasai wilayah Irian Barat.
Tinggi Menara Monumen yang mencapai ketinggian 62 meter merupakan simbol tahun
1962, tahun terjadinya perjuangan pembebasan Irian Barat.
desain monumen yang dibuat dengan
bentuk segi tiga sama sisi menyimbolkan Tiga Komando Rakyat (Trikora).
Pada bagian bawah monumen, terdapat relief lidah api yang menjadi simbol
semangat dari Trikora, sementara relief sama di bagian atas melambangkan semangat
yang tidak pernah padam. Lalu ada juga 27 patung batang bambu runcing sebagai
simbol instrumen perjuangan fisik rakyat saat itu. Monumen juga dikelilingi
oleh kolam yang berarti kejernihan berpikir yang mutlak dimiliki dalam setiap
perjuangan. Monumen juga dikelilingi oleh kolam yang berarti kejernihan
berpikir yang mutlak dimiliki dalam setiap perjuangan. Meski monumen ini hanya
menara beton yang berongga, kaku, namun masih menyisakan denyut perjuangan dan
semangat yang kuat. Tak heran jika mahasiswa Makassar memilih kawasan elit
Makassar ini menjadi salah satu tempat favorit perjuangan mereka; menyuarakan
suara keprihatinannya (demonstrasi) atas apa yang menimpa negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar