Rabu, 28 November 2012

JELAJAH MAKASSAR 1


siapa yang tak kenal kota makassar? kota yang memiliki julukan kota anging mamiri. “MAKASSAR” berasal dari kata mangkasarak yang terdiri dari 2 kata, yaitu “mang” dan “kasarak“. Mang disini semacam sebuah kata tambahan yang memperjelas kata dasarnya, yaitu “kasarak” dimana arti kasarak disini adalah terang, jelas, tegas atau nyata. Berbeda jauh dengan persepsi orang-orang yang menganggap kasarak berarti kasar dalam perspektif kurang baik. Sejarah pernah mencatat bahwa Kerajaan Makassar merupakan salah satu kerajaan yang kuat di nusantara saat itu, terutama pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin abad XVII Makassar adalah kota terbesar dan pintu gerbang di Indonesia bagian timur.. Makassar adalah ibu kota Provinsi dari Sulawesi selatan. Dimana Sulawesi selatan sebenarnya memiliki beberapa suku, yaitu Makassar, Bugis, Luwu, dan Toraja, dan suku Makassarlah yang terbesar di Sulawesi Selatan ini. Oleh karena itu Provinsi sulawesi selatan lebih banyak dikenal dengan Bugis Makassar, karena kedua suku inilah yang terbesar..
dibalik kebesaran namanya, Makassar sebagai kota pesisir menyimpan sejumlah keindahan dan keunikan dipelosok kotanya. Mulai dari tempat-tempat bersejarah, tempat-tempat pariwisata, dan kuliner khas Makassar. mari kita menjelajahi kota makassar dimulai dari tempat-tempat bersejarahnya.
1.      1.  Benteng fort Rotterdam
Sejak zaman dulu, Pemerintah Kolonial Belanda membangun benteng yang berada di garis pantai ini. Misalnya benteng Rotterdam (terletak sekitar 400 meter dari pantai losari).
Benteng ini dulunya merupakan salah satu benteng terkuat Belanda yang ada di Pulau Sulawesi. Di Benteng inilah, pahlawan nasional, Pangeran di Ponegoro di tawan hingga meninggal di kota Makasar.
Sampai saat ini, benteng ini masih terawat baik, dan merupakan sebuah tempat wisata sejarahBenteng Rotterdam ketika diperhatikan dari maket yang ada di dalam benteng memiliki bentuk menyerupai penyu yang merayap ke laut. Terdapat empat bastion yang menjadi kaki untuk bentuk kura-kura, sementara pintu utama di bagian kepala. Benteng yang dibangun tahun 1545 ini menghadap ke laut yang kini hanya dipisahkan oleh jalan di depan benteng. Di dalam benteng ini juga terdapat Museum La Galigo yang menyimpan berbagai barang bersejarah peninggalan kerajaan Gowa dan Tallo.  Terdapat Naskah tua yang tersimpan di dalamnya. Kitab tersebut merupakan kumpulan karya sastra dan catatan hasil kebudayaan yang ditulis secara turun temurun dalam bahasa Lontarakan.

2.  2. Benteng Somba Opu
Selain Benteng Fort Roterdam, ada satu lagi benteng yang juga merupakan saksi sejarah kebesaran Kerajaan Gowa Benteng Somba Opu didirikan pada pertengahan abad ke-16 dan merupakan benteng utama kerajaan Gowa. Pemdangunan benteng ini terus berkemdang pesat sejalan dengan berkembengnya. Pelabuhan Somba Opu yang merupakan lokasi yang strategis. Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Sangat disayangkan, setelah dikuasai oleh VOC benteng ini kemudian dihancurkan dan terendam oleh ombak pasang.
Somba Opu memiliki keunikan, yaitu didangun dengan mengunakan bata merah dan putih telur sebagai perekat pengganti semen. Di dalam benteng, terdapat bangunan rumah adat Sulawesi Selatan seperti rumah adat dari Suku Bugis, Makassar, Mandar dan Kajang. Terdapat sebuah meriam yang disebut “Baluwarang Agung” dengan panjang 9 meter dan berat  9.500 kg yang merupakan saksi sejarah bahwa bangunan ini adalah benteng yang memiliki pertahanan yang sangat baik. Benteng ini juga dilengkapi sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peningalan kesultanan Kerajaan Gowa.
3.       2.  Monument mandala
monumen Pembebasan Irian Barat atau lebih dikenal sebagai Monumen Mandala adalah pengingat atas keberhasilan Indonesia merebut kembali (pembebasan) wilayah Irian Barat -sekarang Papua- yang bergolak pada 1962 ke pangkuan Ibu Pertiwi. Ketika itu Indonesia masih dipimpin presiden pertama RI, Soekarno. Meskipun Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan hampir 20 tahun, namun Belanda masih menguasai wilayah Irian Barat. Tinggi Menara Monumen yang mencapai ketinggian 62 meter merupakan simbol tahun 1962, tahun terjadinya perjuangan pembebasan Irian Barat.
desain monumen yang dibuat dengan bentuk segi tiga sama sisi  menyimbolkan Tiga Komando Rakyat (Trikora). Pada bagian bawah monumen, terdapat relief lidah api yang menjadi simbol semangat dari Trikora, sementara relief sama di bagian atas melambangkan semangat yang tidak pernah padam. Lalu ada juga 27 patung batang bambu runcing sebagai simbol instrumen perjuangan fisik rakyat saat itu. Monumen juga dikelilingi oleh kolam yang berarti kejernihan berpikir yang mutlak dimiliki dalam setiap perjuangan. Monumen juga dikelilingi oleh kolam yang berarti kejernihan berpikir yang mutlak dimiliki dalam setiap perjuangan. Meski monumen ini hanya menara beton yang berongga, kaku, namun masih menyisakan denyut perjuangan dan semangat yang kuat. Tak heran jika mahasiswa Makassar memilih kawasan elit Makassar ini menjadi salah satu tempat favorit perjuangan mereka; menyuarakan suara keprihatinannya (demonstrasi) atas apa yang menimpa negeri ini. 

Tidak ada komentar: